Tidak seperti tempat-tempat lain di dunia yang meriah menyambut tahun baru 2013, India justru menundukkan kepala dan berduka di penghujung tahun 2012 ini. Dua pekan lalu, di New Delhi, seorang wanita muda tewas diperkosa dan disiksa di bus umum oleh segerombolan preman. Padahal saat itu ia ditemani calon suaminya. Sepasang kekasih itu disiksa dengan gagang besi, si wanita diperkosa berkali-kali, kemudian keduanya dilemparkan dari bus itu ke pinggir jalan. Wanita itu sempat menjalani pengobatan di Singapura, namun nyawanya tak terselamatkan. Ia meninggal 28 Desember. India pun berduka.
Karenanya, banyak pesta tahun baru dibatalkan di negeri itu. Beberapa pesta yang tetap berjalan mengurangi kemeriahan dengan sengaja dan mengisinya dengan doa dan renungan.
Kematian wanita muda yang juga seorang mahasiswi kedokteran itu telah menyalakan amarah rakyat India terhadap kekerasan terhadap perempuan. “Ini bukan yang pertama, bukan pula yang terakhir. Tapi yang jelas kami tidak lagi memberi toleransi terhadap kejahatan seks seperti ini!”, teriak seorang penggiat hukum di Delhi seperti dilaporkan oleh BBC News India, 29 Desember 2012.
Kita mengenal India memiliki tokoh wanita kaliber dunia seperti Indira Gandhi. Presiden partai politik terbesar India saat ini pun dipimpin oleh seorang wanita, Sonia Gandhi. Sedikitnya 3 menteri dalam kabinet India sekarang adalah wanita. Dunia pun banyak mengenal tokoh bisnis wanita berdarah India. Salah satunya bos tim balap F1 Sauber, Monisha Narang. Tapi kekerasan dan diskriminasi terhadap wanita pun tergolong yang paling parah di dunia. Seperti dilaporkan BBC News, India adalah negeri G-20 terburuk untuk perempuan. Tahun 2011 tercatat lebih dari 24 ribu laporan perkosaan, atau sehari terjadi perkosaan 70 kali. Itu belum termasuk jenis kekerasan lain terhadap perempuan seperti KDRT, penculikan, trafficking, dan lainnya. Sebuah studi memperkirakan, berdasarkan data tahun 2003, 2 juta wanita India meninggal setiap tahunnya karena perlakuan yang tidak setara dengan kaum lelaki. Artinya, seandainya ada kesetaraan perlakuan, nyawa para wanita ini bisa terselamatkan. Salah satu contoh ketidaksetaraan itu adalah aborsi selektif – janin digugurkan hanya karena terindikasi berkelamin perempuan.
Kejadian di pengujung tahun 2012 di India itu memang hanya satu dari jutaan kasus, namun telah menggelorakan semangat anti kekerasan dan anti diskriminasi terhadap perempuan. Begitu besar gelora tersebut, dan begitu tinggi rasa simpati dan kesetiakawanan terhadap seorang korban, sampai-sampai di negeri yang terbiasa menomorduakan kaum perempuan, mereka rela batal bertahunbaruan. Di saat orang lain berpesta, mereka memilih untuk berduka.
Ditulis Oleh : Unknown ~ Admin Rochyannr
anda sedang membaca artikel tentang India Berduka, Tak Rayakan Tahun Baru 2013. Konten diatas secara original ditulis oleh Admin rochyannr.com, Anda diperbolehkan mengcopy-paste atau menyebar luaskan artikel diatas, namun sertakan juga link dibawah ini sebagai sumbernya artikel yang anda buat. Dan jangan lupa, komen yang bermutu.
0 komentar:
Post a Comment